Dia Kembali, Lalu Kamu Mengabaikanku. Permainan Yang Sangat Sempurna.
Belum sempat aku memperjuangkanmu, dia hadir kembali dikehidupanmu. Dan kamu pun rela menggelar karpet merah untuk kedatangannya kembali. Aku yang dulu pernah akan kau masukkan dalam daftar cerita hatimu, kini namaku perlahan kau coret dengan pena tajam milikmu. Prioritasnya kini pun menjadi paling teratas setelah orang tua mu.Tapi kamu tidak pernah tahu kapan dia akan melukaimu (lagi).
Belajar dari pengalaman terdahulu memang seharusnya membuatmu khatam tentangnya. Hanya saja, kau masih menyediakan hatimu untuk membuka luka lama yang seharusnya tak pantas kau ingat lagi. Kedatangannya lagi (mungkin) membawa harapan baru, tapi bersamanya juga ada luka lama yang masih melekat padanya dan masih sangat kentara dihatimu. Tetaplah jaga hatimu baik - baik. Dan terimalah dia dikehidupanmu lagi dengan cara yang berbeda dari yang dulu. Jika itu memungkinkan.
Aku yang pernah kamu puji - puji biarlah berlalu pergi. Kamu tak perlu meninggalkan apapun lagi selain sakit hati. Ini sudah sangat berharga untuk aku nikmati dalam keseharianku hingga aku menemukan penyembuhnya. Silahkan kamu arungi duniamu sendiri dengan dia yang selalu menemani.
Memang bukan hak ku meminta pembalasan dari perasaan yang telah tumbuh subur ini — kini mulai layu sejak kau tak merawatnya lagi. Anggaplah mungkin aku terlalu bodoh untuk mengharapkanmu. Tapi tidak apa. Aku sudah terbiasa tersenyum tenang walau hatiku menangis, begitu kata lirik sebuah lagu.
Satu pesanku untukmu, jangan pernah kembali lagi hanya untuk minta maaf karna penyesalan. Dan semoga kelak jika kamu merasa kesepian, aku mungkin masih bisa untuk meramaikan. Cukuplah kita sampai disini. Aku jalani hidupku sendiri, kamu jalani hidupmu dengan dia yang kini telah kembali. Aku harap lukamu yang begitu dalam kemarin, tidak menganga lagi. Semoga dengan kembalinya dia, membawa penawarnya sendiri untuk menyembuhkan luka yang dia buat sendiri. Sungguh sangat bertanggung jawab sekali sikapnya. Dan itulah yang benar - benar kamu butuhkan saat ini.
Aku tak pernah menyesal menjadi tempat pelarianmu sesaat, bahkan aku sendiri tidak menyadari bahwa aku adalah tempat pelarian. Permainan sikapmu terhadapku sungguh berada pada level profesional. Kamu termasuk pemain ulung. Datang membawa sejuta harapan, ketika semua sudah kamu berikan, kamu lalu pergi tanpa permisi. Dewasa sekali, ya!
Aku tidak akan membandingkan aku dengan dia. Aku hanya akan berfokus pada kamu. Iya kamu. Hebat sekali wanita satu ini, begitu manis dan lihai meluluhkan hati seorang pria yang bertipe sulit untuk ditaklukkan. Akhirnya takluk juga. Dan seenaknya kamu pergi begitu saja hanya karna dia yang pernah menyakitimu kembali. It's perfect !